Puisi Sedih | Dilema Cinta
Dilema Cintaku
Waktu kemarin kau meyakinkanku untuk bangkit. Kau ulurkan tanganmu dan kau raih tanganku untuk bisa berdiri lagi. Saat itu aku memang sedang terluka karena cinta dalam hidupku sedang dilema. Cinta dilema yang membuatku harus melepaskannya. Aku menangis karena begitu berat keputusan itu harus kuambil. Namun jika tidak kurasa akan ada seseorang yang terluka. Aku tak pernah tahu apakah dia mencintai orang yang kucintai,tapi matanya tak bisa membohongiku meski tak keluar kata secara pasti dari mulutnya.
Dia tak pernah tahu bahwa aku mencintai orang yang dia cintai. Dia juga tak tahu bahwa waktu pernah mempertemukan aku dan orang yang dia cintai dalam sebuah kisah indah cinta. Namun saat indah itu ada aku masih belum menyadari bahwa aku mencintainya.
Kini saat aku menyadari hal itu,dia teman yang cukup dekat denganku ternyata mencintainya meski tak pernah nyata ia ucapkan. Betapa hancurnya aku ketika aa dan terlibat dalam dilema cinta ini. Di satu sisi aku mencintainya disisi lain aku tak ingin menyakiti dia teman yang dekat denganku. Dan akhirnya aku lepaskan cintaku. Ku pejamkan mataku agar sejenak ku bisa menghilangkan bayang wajahnya. Namun ternyata bayang wajah itu tak mau pergi dan tak terasa air mata membanjiri sudut mataku. Aku menangis…menangis dalam dilema cintaku sendiri. Menangis karena begitu berat rasanya langkah yang kuambil. Langkah untuk meninggalkan cinta yang mulai memenuhi tiap ruang hatku.
Saat aku hancur dalam dilema itu,kau hadir membangkitkanku. Memang tak mudah aku bangkit tapi kau slalu mencoba lagi dan terus mencoba meyakinkanku lagi. Tak sia-sia rupanya usahamu,kau mampu membuatku bangkit perlahan-lahan. Kau memberikan makna cinta meski tersirat. Dan sejak kehadiranmu rasanya ada angin sejuk alam hidupku. Tiap hari kau selalu memberi kesan tersendiri yang membuatku begitu nyaman.
Sampai suatu ketika aku mulai merasakan perubahanmu. Kau seakan bukan orang yang ku kenal selama ini. Tiada lagi kesan indah di tiap malamku. Kau pergi tinggalkanku disaat semua hal indah mulai kau tanamkan dalam sanubariku. Tiakkah engkau mengerti bahwa aku berharap kau akan mengobati deretan luka batinku yang kurasakan dalam nestapa dilema cintaku? Tidakkah kau pahami bahwa aku mengharapkan kau menjadi pelita benderang alam rangkaian cinta nestapaku?
Kini kau hanya menambah luka lagi dalam hidupku. Ya….kehadiranmu menambah goresan-goresan luka berdarah di hatiku ini. Bahkan goresan ini adalah goresan terdalam yang pernah kurasakan.
Posted in: Puisi Sedih on Jumat, 10 Februari 2012 at di 06.51
Posting Komentar